Rabu, 18 Agustus 2010

INJEKSI, TEKNOLOGI YANG “DITAKUTI”

Motor dan mobil sebagai salah satu alat transportasi tentunya menggunakan mesin. Mesin sebagai sumber penggerak motor/mobil pastinya memerlukan sumber energi untuk menjalankannya. Salah satu sumbernya , bensin yang dibakar maka akan menghasilkan energi gerak oleh mesin. Tapi apakah yang menyuplai bensin ke dalam mesin? Jika anda mengerti motor, pastilah jawabannya karburator. Karburator adalah alat yang digunakan pada mesin apakah itu mesin mobil atau motor, yang berfungsi mencampur antara bensin dan udara dengan proporsi tertentu sebelum dimasukkkan ke ruang bakar.

Proporsi campuran bensin dan udara sangat krusial dalam efisiensi kinerja mesin. Hingga sekarang karburator masih banyak digunakan, terutama pada mesin motor. Sekitar tahun 2004, honda mengeluarkan motor pertama teknologi injeksi yaitu Supra X 125 PGM-FI(progammed Fuel Injection). Dan selang beberapa bulan kemudian merek lain pun mulai mengeluarkan model injeksinya, sebut saja Suzuki dengan Shogun 125 FI dan yamah dengan motor sportnya Vixion. Tentu orang awam belum tahu apa itu injeksi. Selain itu, harga motor ini juga paling mahal di kelasnya (untuk kelas bebek/underbone). Pada awalnya masyarakat meragukan teknologi injeksi ini. Mereka menganggap bahwa injeksi sangat rentan rusak karena kena hujan, motornya jatuh, sampai susah merwatnya, padahal injeksi sendiri sudah lama diterapkan pada mobil apalagi setelah adanya penggunaan CDI sebagai pengapian. Sebenarnya teknologi ini sangat bagus, selain setelannya lebih stabil (tidak seperti karburator yang butuh di tune-up secara berkala) campurannya juga relatif homogen dan stabil, yang menyebabkan motor lebih irit,responsif dan bertenaga. Namun harganya yang lebih mahal membuat masyarakat sedikit enggan untuk memilih motor injeksi. Maka untuk meluruskan kesalahpahaman tentang injeksi mari kita pelajari sedikit seluk beluk injeksi. Artikel ini akan membahas tentang injeksi dan karburator pada mesin motor, karena kebanyakan mobil telah menerapkan injeksi sebagai pensuplai bahan bakarnya.


Injeksi dan karburator

karburator sebagai pendahulu injeksi masih digunakan hingga sekarang karena harga produksinya yang lebih murah. Cara kerja karburator cukup sederhana dibandingkan injeksi, karena tidak melibatkan komponen elektronik sebagai pengatur campurannya. Coba perhatikan gambar disamping.



karburator konvensional

Sebuah karburator pada dasarnya berbentuk pipa terbuka, sebuah “tenggorokan” atau “barel” melewatkan udara yang masuk ke dalam inlet manifold mesin. Pipanya sendiri berbentuk venturi: menyempit di bagian tengah dan kemudian melebar lagi, menyebabkan peningkatan kecepatan di bagian tersempit. Di bawah venturi adalah katup kupu-kupu yang disebut throtlle valve -sebuah disc yang dapat berputar menjadi vertikal, sehingga tidak membatasi aliran udara dan bensin sama sekali, atau dapat menjadi horizontal sehingga benar-benar menghambat aliran udara. Katup ini mengontrol aliran udara melalui tenggorokan karburator dan dengan demikian mengatur campuran jumlah udara / bahan bakar pada sistem , sehingga dapat diatur tenaga dan kecepatan mesin.

Bahan bakar dicampurkan dengan aliran udara melalui lubang kecil di bagian venturi . Throttle valve sendiri, dihubungkan melalui kabel atau secara mekanik dengan tuas dan engsel, seperti tuas gas pada motor atau pedal gas pada mobil yang digunakan untuk mengontrol masukan campuran sehingga kekuatan mobil dapat diatur, apakah cepat atau lambat.

Sistem injeksi sendiri mirip dengan karburator, sama-sama mencampurkan udara dan bensin. Hanya sistem injeksi memiliki kerja yang mirip dengan suntikan. Seperti gambar disamping solednoid yang menyala danmati secara berkala mengatur pergerakan plunger yang membuat injektor menyemprotkan bensinnya. Pada sistem ini diperlukan banyak sensor sperti sensor temperatur suhu mesin, kemiringan badan motor, bukaan katup throttle, kevakuman udara, kecepatan mesin(RPM), hingga suhu udara yang masuk. Semua data yang dikumpulkan oleh sensor-sensor ini dikalkulasi menggunakan ECU. Selain itu juga pada sistem injeksi bensin yang masuk telah dikompres sehingga bertekanan tinggi. Karena kalkulasi dilakukan secara digital dan juga memanfaatkan data secara real-time dari mesin dan lingkungan, maka teknologi injeksi memastikan campuran bahan bakar selalu tepat untuk segala kondisi. Efeknya adalah mesin terasa lebih responsif, efisiensi mesin meningkat yang berarti pemakaian bahan bakar lebih irit dan pada ujungnya berdampak pada gas buang emisi yang lebih rendah alias ramah lingkungan.
Memang sistem injeksi cukup rumit, namun itu semua terbayar atas kemampuannya.

motor berinjeksi pertama : CX500Turbo



Di negara-negara maju bisa dipastikan hampir semua motor menggunakan sistem injeksi. Karena lebih efisien dan juga adanya peraturan tentang standar gas buang yang jauh lebih ketat daripada di Indonesia. Sistem injeksi sendiri sudah sejak lama digunakan. Pertama kali digunakan oleh honda pada tahun 1980an pada motornya CX500 Turbo.

Injeksi VS karburator

Setelah penjelasan diatas kenapa pabrikan di Indonesia masih banyak menggunakan karburator daripada injeksi? Pertama, karena daya beli masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Di negara ini msayarakat membeli motor bukan semata-mata karena cepat dan bisa mengatasi macet. Tapi juga karena murah. Motor dengan harga paling murah sembilan juta rupiah sudah bisa dibeli, belum kalau menggunakan kredit. Tidak jarang hanya dengan menggunakan KTP anda sudah bisa memboyong motor pulang, tanpa uang muka. Oleh karena itu pabrikan sudah pasti membaca situasi ini dan membuat motor dengan biaya produksi paling murah, alias membuat motor dengan harga paling terjangkau. Tentu saja teknologi injeksi tidak masuk perhitungan.
Kedua, masyarakat masih takut dengan teknologi injeksi. Selain harganya lebih mahal, banyak orang yang belum tahu bagaimana sebenarnya teknolgi inejeksi bekerja. Kebanyakan orang menganggap karena injeksi menggunakan semacam komputer mini (mikrokontroller) di dalamnya maka akan berbahaya saat terkena hujan. Tentu saja hal ini tidak mungkin. Pabrikan pastinya sudah mendesain sistem yang tahan air dan sudah mengetasnya di segala kondisi cuaca. Selain itu juga kalau rusak, bengkel pinggir jalan tidak bisa memperbaiki karena sistemnya memakai ECU. Sudah jelas sistem injeksi lebih tahan kerusakan karena sudah mengurangi komponen mekanik. Yang berarti terjadinya kesalahan lebih sedikit karena komponen



contoh mesin berinjeksi, meningkatkan efisiensi dan power(tenaga)

bergeraknya pun lebih minim.
Kesimpulannya adalah masyarakat Indonesia masih belum siap untuk teknologi ini. Selain harganya yang mahal, susahnya perbaikan ketika rusak masih menjadi momok bagi masyarakat. Walau para biker sudah banyak yang sadar tentang keunggulan injeksi. Tetapi hingga saat ini baru 4 ATPM(Agen Tunggal Pemegang Merek) yang menyuplai motor injeksi, adalah Suzuki, Honda, Yamaha dan Kawasaki. Itupun hanya satu model untuk tiap ATPM, masih sangat sedikit. Jadi setelah anda mengetahui keunggulan dari sistem Injeksi, apakah percaya dengan mitos-mitos yang ada? Tentu saja pilihan ada di tangan anda.

1 komentar: